Anak keduaku ini – Naufal Farras Fajar memang dari sejak kecil sudah dijadikan jagoan sama kakeknya dari jalur istiku di Pamekasan dulu almarhum Eyang Abdul Mu’id, “ini jago-ku”, kata beliau, meskipun beliau waktu itu baru bisa ikut menemani kelahiran anakku hingga anak kedua saja, beliau sudah tidak ada lagi berpulang ke Rahmatullah sejak anak ke 3.
Saat masih sekolah di SD dulu, satu malam sebelum sekolah di pagi harinya, baju sekolah maupun dan alat2 tulis maupun buku pelajaran sudah dipersiapkan sendiri, catatannya rapi dan ketekunannya belajar tanpa harus dipaksa oleh kita sebagai orangtua.
Dengan seabrek prestasi di masa kecil, termasuk saat kelas 1 SD sudah mewakili SD Al Falah Surabaya dan kota Surabaya untuk lomba Tilawatil Qur’an di Pamekasan untuk berlomba pada level Jawa Timur, dan ternyata mengikuti lomba Tilawatul Qur’an seperti itu terus diikuti hingga level SMA dan sempat mewakili kota Malang dalam lomba MTQ se Jawa Timur, belum lagi seabrek prestasi sejak SD hingga SMA terus dilewatinya tanpa terkesan ambisius dalam meraih prestasi itu, karena dia masih sangat aktif dalam kegiatan sehari2 di organisasi siswa di sekolah.
Saat di SMA 3 Malang, selain sebagai Ketua OSIS periode 2013-2014, dia bahkan sempat menjadi pendiri dan ketua Periode Awal Pembentukan FOM (Forum OSIS Malang), organisasi Ketua OSIS se Malang Raya dari semua sejumlah 47 SMA/SMK yang ada.
Setelah aktivitasnya sebagai pengurus OSIS selesai, dia segera mengejar ketertinggalannya di bidang akademik untuk bisa lolos dalam persaingan masuk PTN, Alhamdulillah selain di terima melalui jalur SBMPTN di Jurusan Multimedia dan Jaringan Fakultas Teknologi Informasi ITS Surabaya, namun ternyata dia tak memilih jurusan itu dan malah tertarik untuk menjadi mahasiswa di jurusan Teknik Industri di Universitas Indonesia. Kampus yang menjadi idamannya saat dia mengikuti Pertemuan 100 Ketua OSIS dari seluruh SMA Se Indonesia yang diikutinya pada tahun 2014 waktu itu.
Didasari minat yang tinggi untuk kuliah di sana, dia seakan mendapatkan tempatnya berkiprah, tak aneh kalau pada akhirnya dia juga didorong teman-temannya untuk menjadi Ketua Ikatan Mahasiswa Teknik Industri ( IMTI ) jurusan Teknik Industri di Fakultas Teknik periode 2017, satu lagi pada awal kuliah dia juga sempat menjadi ketua Rohis IKHTIAR 2016, meskipun sebetulnya sempat saya ingatkan untuk tidak terlalu aktif disana mengingat reputasi UI sebagai lokasi kampus yang berdekatan dengan ibukota Negara dan selalu menjadi tempat bagi para aktivis mahasiswa untuk lanjut ikut berpolitik pada skala Nasional pada masa berikutnya.
Oleh karenanya waktu dia diminta untuk terus maju sebagai calon ketua BEM Fakultas pada tahun berikutnya dia tidak mau maju dan memberikan kesempatan pada mahasiswa yang lain untuk berkompetisi, dan dia pindah kegiatannya ke jalur jurnalistik sebagai Pemimpin Redaksi Majalah Teknika, Majalah di lingkungan Internal Fakultas Teknik UI. Alhamdulillah saat menjadi Ketua Ikatan Mahasiswa Teknik Industri – IMTI UI, dia berhasil membawa organisasi Ikatan Mahasiswa Teknik Industri-nya mendapatkan penghargaan sebagai Organisasi Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Teknik Industri terbaik se-Indonesia.
Saat usahaku mengalami permasalahan sehingga pendanaan dia kuliah mulai terganggu, dia tidak menurunkan semangat untuk tetap berusaha mandiri dengan melakukan berbagai usaha, selain jualan kalkulator dan lain-lain, dia juga menyempatkan diri untuk mengajari anak2 jenjang SMP/SMA pada sekolah International di daerah Ciledug, lumayan jauh juga dari lokasi kosnya di daerah Kukusan Depok. Dia sempat mendapatkan beasiswa Astra 1st dari Astra International, meskipun tidak besar nilainya tapi waktu itu sangat membantu kelancaran proses belajarnya hingga masa kuliahnya disana berakhir. Alhamdulillah ternyata jalur beasiswa ini akhirnya menjadi jalur dia untuk berkarier sebagai profesional bahkan sebelum dia maju mempresentasikan Tugas Akhirnya di kampus dan diwisuda secara resmi disana.
ikuti tulisan dia di twitter yang menceritakan perjuangannya selama masa kuliah di UI 2015-2019 yang lalu.
Meskipun saat ini masih berstatus sebagai karyawan yang mengalami masa penugasan dari kantor pusat Astra International Tbk. di beberapa perusahaan selama 2 tahun pertama, sebelum akhirnya ditempatkan ke penugasan permanen pada fase berikutnya selepas masa pembelajaran berakhir. Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi dan meridhoi langkah2 dia pada hari2 mendatang, dan bisa melewati Work From Home ini dengan sebaik-baiknya dan bisa kembali bekerja dalam kondisi normal.
Alhamdulillah anak2ku tidak ada yang membikin kedua orangtuanya dag dig dug dalam membesarkan ke 5 anak laki2ku selama proses pendewasaan diri mereka masing-masing.